Sabtu, 15 Agustus 2009

Flu Babi, Monster dari Meksiko ?

Merebaknya penyakit flu babi belakangan ini, sempat mengagetkan dunia. Kondisi ini mengingatkan kembali pada kejadian flu spanyol pada tahun 1918. Saat itu diperkirakan sebagian penduduk dunia meninggal akibat pandemi flu spanyol tersebut.

Mexico menjadi negara pertama sebagai lokasi pemunculan panyakit flu babi ini. Secara cepat penyakit ini merebak paling tidak ke 75 negara hanya dalam waktu beberapa bulan. Lantaran mobilitas manusia, potensi untuk penyebaran virus flu babi H1N1 ini sangat besar. Beberapa negara di Asia termasuk Indonesia, Malaysia dan Singapura telah dikonfirmasikan satu penderita flu babi yang positif.

Sebagai penyakit saluran nafas yang akut, flu babi cepat menular lewat percikan lendir pada saat batuk atau bersin. Penyakit ini memungkinkan terjadinya penularan dari manusia ke manusia, sekalipun angka kematian penyakit ini jauh dibawah flu burung (H5N1). Angka kematian flu babi berkisar 6 persen, sedangkan flu burung jauh diatasnya sekitar 90 persen. Namun perlu diingat virus flu babi menyebar sangat cepat.

Pada manusia flu babi memberikan gejala klinis seperti penyakit flu musiman. Selain demam dan sakit tenggorokan, juga disertai gejala batuk pilek dan badan terasa letih serta nyeri otot. Begitu pula pada penderita tertentu disertai selera makan berkurang dan mengakibatkan tubuh lemas. Apalagi disertai gejala diare, mual bahkan muntah

Penyakit flu babi ini bisa ditularkan melalui udara dan atau kontak langsung. Tak menutup kemungkinan juga ditularkan melalui barang yang terkontaminasi. Sebenarnya virus H1N1 biasa ditemukan pada manusia. Namun virus H1N1 pada manusia ini ditengarai berbeda dengan virus H1N1 pada hewan babi sekalipun virus H1N1 ini identik, namun karakteristik virusnya berbeda. Virus H1N1 pada babi hanya menyerang pada organ pernafasan tetapi virus H1N1 pada manusia ini selain menyerang saluran pernafasan, juga mampu menyebar ke organ tubuh yang lain.

Untuk pengobatan tahap awal, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDCP) merekomendasikan oseltamivir dan zanamivir diberikan sedini mungkin. Di Indonesia obat yang tersedia adalah oseltamivir (yang dikenal dengan Tamiflu). Perlu diingat bahwa obat ini akan efektif jika diberikan sedini mungkin setidaknya dua hari sejak timbulnya gejala, setelah batas waktu tersebut, obat ini sudah tidak efektif.

Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran flu babi ini antara lain :

· Tutup hidung dan mulut dengan tissue ketika batuk dan bersin

· Buang tissue yang telah digunakan ke tempat sampah tertutup

· Cuci tangan dengan air dan sabun sesering mungkin

· Gunakan masker/penutup mulut apabila terserang influenza

· Hindari kontak langsung dengan penderita influenza

· Bila sedang menderita influenza disarankan untuk istirahat dirumah.

· Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut,

Pencegahan jauh lebih penting. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai cara pencegahan yang bisa dilakukan oleh semua lapisan masyarakat. Selain itu cara pencegahan ini juga mengedepan karena belum adanya vaksin influenza yang betul-betul menjamin tubuh seseorang kebal terhadap penyakit influenza, terutama flu babi H1N1 ini. Perlu dicamkan, pencegahan jauh lebih murah dan efektif untuk mengatasi secara maksimal penyebaran flu babi H1N1 ini. <Tetrik>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar